Setiadi is Foss (Friendly of Open Source Software)

Difoss merupakan software open source  dengan lisensi GNU Public versi 3 yang digunakan untuk sistem repository institusi

Digunakan oleh lebih dari 50 Institusi di Indonesia​

SEKILAS DIFOSS HOLDING

Difoss (sebelumya bernama SETIADI) merupakan software berbasis open source yang dapat dimanfaatkan langsung masyarakat secara terbuka dengan lisensi GNU Public Versi 3. Pengembangan pertama kali dilakukan pada tahun 2014 dan ditahun 2015 menghasilkan sebuah model software dinamakan SETIADI (Senayan Electronic Thesis and Dissertation). Ide awal lahirnya SETIADI berasal dari pengamatan dilapangan yaitu adanya penerapan sistem otomasi yang digunakan sebagai software pendukung dalam repositori institusi. Oleh karena itu, Dwi Fajar Saputra atau yang biasa akrab dipanggil Dudu tergerak berinisiasi untuk mengembangkan sebuah software yang sesuai dengan standarisasi dan metadata sistem repositori institusi.

SETIADI diluncurkan ke publik bersamaan dengan penyelenggaraan kegiatan SLiMS Commeet 2015 di Malang. Model pertama yang dikembangkan menggunakan dari engine source code SLiMS versi 7 code name cendana. Pengembangan berhasil dilakukan dengan cara mengamati dan membandingkan beberapa aplikasi yang telah berjalan antara lain Cornell University, University of British Columbia, dll.

SEJARAH PENGEMBANGAN

Kemudian untuk memperkuat dari sisi data dukung, dilakukan pula wawancara dengan berbagai pihak seperti akademisi, praktisi dan mahasiswa. Hasil dari proses tersebut terdiri bentuk packaging software yang mudah dari sisi implementasi dan modifikasi serta fleksibel dengan environment server yang ada baik skala kecil atau menengah. Mengingat eksistensi software-software yang digunakan oleh Lembaga kebanyakan berasal dari luar negeri dan membutuhkan infrastuktur menengah keatas serta butuh akan kompetensi khusus dalam hal instalasi software tersebut.

“Ibarat sungai, dapat menghidupkan setiap penggunanya”

Sejak pertama kali diluncurkan, SETIADI diunduh pada laman goslims, yang merupakan bentuk kreativitas komunitas slims di Indonesia dalam menyediakan plugin, theme serta kontribusi lain. Saat ini dapat diunduh pada : https://go.slims.id/?wpdmpro=setiadi-dwi-fajar-saputra-dkk. Berdasarkan laman golims, total yang mengunduh mencapai 14.705 sampai tgl 8 Mei 2023.

Di tahun 2016-2017 pengembangan SETIADI berfokus menciptakan entitas lain, dengan tujuan mendorong pemanfaatan SETIADI menjadi lebih massive dan merata khususnya di Indonesia. Entitas tersebut memiliki fungsi yang berbeda :

  1. Website Official: https://slimsetd.id
  2. Membuat Metadata Resources From Cloud : http://103.151.190.28:82/
  3. Rencana integrasi dengan ORCID

Setelah itu tahun 2018 melanjutkan pengembangan SETIADI dengan menghadirkan versi 2 code name lukulo. Code name menjadi bagian dari branding SETIADI yang mencerminkan bahwa Indonesia adalah negara maritim sehingga mencitrakan sebagai layaknya sungai-sungai di Indonesia yang memiliki manfaat “Menghidupkan setiap penggunanya”. Harapannya dengan implementasi SETIADI para pengguna bisa meningkatkan layanan instansi atau kualitas kehidupannya kelak dikemudian hari. Code name lukulo masih berbasis engine source SLiMS versi 7 code name cendana. Di code name lukulo, pengembangan softwarenya tergolong signifikan karena menghasilkan banyak fitur baru contohnya proses bisnis baru dalam entri data, terdapat visualisasi data, konfigurasi tema, responsive layout theme default. Bersamaan dengan pengembangan tersebut, tim pengembang juga diperkuat dengan tambahan personil yaitu Erwan Setyo Budi dan Drajat Hasan. Erwan bertindak sebagai frontend developer dan Drajat bertugas sebagai backend developer. Saat ini code name lukulo dapat diakses pada https://go.slims.id/?wpdmpro=setiadi-v2-lukulo Didalam pengembangan tersebut, direncanakan kerjasama dengan ORCID dan berhasil masuk sebagai member dari ORCID selama 1 tahun berkat kontribusi dan kolaborasi dari Sekolah Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia.

Berdasarkan laman goslims, total yang mengunduh code name lukulo mencapai 18.002 sampai tgl 8 Mei 2023. Tahap pengembangan code name lukulo ini pula mengalami perubahan dengan berbasis pengembangan berdasar management project di github.com. Dengan penyimpanan di github, diharapkan juga kontribusi pengembangan yang lebih luas baik skala dalam dan luar negeri.

Pengembangan selanjutnya pada tahun 2020, kami kembangkan versi 3 code name walanae. Code name walanae, mendapatkan hasil yang tergolong meningkat dari versi sebelumnya. Dominan berasal dari perubahan backend dan frontend serta menyesuaikan untuk dapat digunakan ke versi php yang lebih tinggi yaitu PHP 7.4. Fokus pengembangan lain, dapat mendukung pemanfaatan dari munculnya sistem repositori mahasiswa di Kemdikbudristek (https://rama.kemdikbud.go.id) Pada pengembangan code name walanae ada perubahan dari sisi komposisi tim pengembang, yaitu mundurnya Erwan dan Drajat namun datangnya Yusac Firmansyah, Jerry Permana dan Iman Jauhari yang semakin memperkuat kestabilan tim pengembang. Kedatangan 3 personil baru, bersamaan dengan adanya kerjasama penyediaan infrastuktur berupa server dari Indonesia research and education network  (https://idren.id).

Code name walanae dikembangkan dengan pendekatan mengikuti panduan di COAR Community Framework for Good Practices in Repositories versi 1 https://zenodo.org/record/4110829/#_.X6v10ttyZZ1 Di masa pengembangan code name walanae mulai terlihat antusiasme masyarakat menerapkan SETIADI di lembaganya. Berdasarkan dari pencarian di google, terindex lebih dari 40 instansi di Indonesia yang menggunakan secara online.
Tahun 2022 menjadi fase baru dalam pengembangan SETIADI. Kami melakukan riset yang lebih mendalam mengingat respon masyarakat yang antusias terhadap perkembangan-perkembangan terbaru dari SETIADI. Strategi yang kami lakukan dimulai dari perubahan penamaan dari SETIADI menjadi Difoss. Difoss mengandung arti SETIADI is FOSS (Friendly Open Source Software). Friendly diharapkan Difoss eksistensinya dapat mudah diterima dan mudah di implementasikan masyarakat. Dari implementasi tersebut menjadikan koleksi-koleksi yang belum di diseminasikan dapat disebarluaskan sehingga manfaatnya dirasakan oleh masyarakat Indonesia lainnya bahkan global.
Strategi perlahan yang dilakukan dengan menjalankan 2 pendekatan yaitu pendekatan secara online dan pendekatan secara offline. Online memberikan perubahan dari tampilan dan informasi yang ada didalam website official. Perubahan domain juga disesuaikan menjadi http://setiadifoss.org/ Hal ini berdasarkan evaluasi tim yang ingin beralih penuh dengan kreativitas mandiri. Mulai dari membuat versi terbaru dari Difoss dan merancang beberapa framework yang lebih luas cakupannya tidak serta merta hanya untuk repositori saja. Versi terbaru dari Difoss menggunakan PHP framework Laravel. Dasar kami memilih Laravel, karna dominasi yang kami amati dari setiap pengembangan website banyak menggunakan circle di Laravel seperti lumen, laracast, dll. Beberapa sistem yang menjadi acuan didalam pemanfaatan sistem pemerintah juga menerapkan Laravel sebagai engine utamanya seperti https://interoperabilitas.perpusnas.go.id/

Difoss Framework Digital Repository (DFDR)

Rencana pembangunan sistem berbasis PHP framework Laravel diawali dengan Difoss Framework Digital Repository (DFDR). DFDR menggunakan Vue untuk user interface dan komponen lain yang mempermudah alur proses pengelolaan deposit di repositori institusi. Secara best practices berdasarkan https://www.coar-repositories.org/coar-community-framework-for-good-practices-in-repositories/. Proses tersebut sudah dalam tahap pengembangan versi 2.1 di Bulan Mei 2023. COAR is an international association that brings together individual repositories and repository networks in order to build capacity, align policies and practices, and act as a global voice for the repository community. Atas dasar itu, COAR kami pandang sebagai asosiasi yang komitmen dalam pengembangan dan issue mengenai repositori institusi. Pengembangan kedepan dari Difoss dapat dilihat pada laman github di https://github.com/setiadifoss. Pendekatan secara offline dengan mengadakan kegiatan yang gratis dan terjangkau. Tujuan dari kegiatan tersebut untuk meningkatkan soft skill masing-masing peserta dan bertambahnya trainer yang siap membantu dalam kesempatan lain. Lembaga-lembaga yang mengambil bagian yaitu Kementerian Sosial, Perpustakaan Nasional, dll. Cara lain dengan bersama mahasiswa bertukar pikiran mengenai kompetensi system librarian dan telah diselenggarakan kegiatan Magang serta pelibatan dibeberapa project secara langsung. Agar dapat saling mengisi satu sama lain.

SETIADI is FOSS
(Friendly Open Source Software)​

Setiadi Version 1
Setiadi V2 - Lukulo
Setiadi V3 - Walanae
Difoss Framework Digital Repository

Coming Soon, Release Versi Terbaru Difoss:

Difoss Rangkui merupakan pengembangan terbaru dari versi terdahulu dimana pengguna dapat melakukan upgrade dari versi sebelumnya (Lukulo dan Walanae) kedalam versi terbaru ini dengan mudah dan dengan tetap menjaga data-data yang sudah ada di versi sebelumnya.

FREE OPEN SOURCE SOFTWARE

Difoss is 100% licensed under the GNU Public License Version 3 (https://www.gnu.org/licenses/gpl-3.0.en.html).

USER FRIENDLY

Difoss is designed for the convenience of the Community. Difoss does not require high server specifications. Easy installation. Business processes are easy to understand.

PRIORITIZING STANDARDIZATION

Difoss puts forward a clear form of standardization regarding digital metadata repositories, digital assets, deposits, and data exchange.

DIFOSS CREATIVE HUB

Mari bergabung dengan komunitas kami untuk belajar lebih banyak tentang dunia teknologi dibidang ilmu Perpustakaan.

Alasan Pengembangan:

Adanya peluang mengembangkan sistem repositori berasal dari SLiMS agar adanya UCS dan Nayanes menjadi lebih bermanfaat.
Mengambil pengalaman Ketika membantu beberapa perpustakaan, yang mana SLiMS digunakan sebagai software repositori.
Adanya kebutuhan akan software untuk mendukung repositori yang saat ini di dominasi software luar.

Tim Pengembang

WE'RE A SMALL TEAM OBSESSED WITH PRODUCTIVITY

Dwi Fajar Saputra

Project Manager

Yusac Firmansyahi

Documentation & Quality Assurance